Antisipasi Tawuran, Polisi Himbau Agar Orang Tua Bisa Memantau Anak Anaknya

  • Share

BEKASI, – Aksi tawuran antar kelompok remaja dan balap liar marak terjadi di sejumlah daerah tak terkecuali di kabupaten bekasi, semakin saat bulan suci Ramadan,Penggunaan senjata tajam dan perusakan membuat tawuran menjadi masalah yang tak kunjung tuntas.

Mengapa tawuran justru marak terjadi saat bulan puasa?inilah peran masing2 dilingkungan keluarga sebagai orang tua,untuk menjaga anaknya dari pengaruh negatif pergaulan sekitar yg mana orang tua harus peduli,dan lebih meningkatkan pengawasanya terhadap anak bermain dengan teman sebayanya,serta mengamati gejala perilaku pergaulan anak agar terhindar dari pergaulan remaja yg salah.

Menurut Panit Bimas Polsek Cikarang Timur IPDA Didi Supriadi.SH.MS.i
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dalam maraknya kasi tawuran diantaranya faktor kluarga,internal dan faktor lingkungan pergaulan anak itu sendiri.
Dan menurutnya sebagai orang tua bisa melakukan langkah langkah serta upaya membentengi anak dengan pondasi agama,pola sinergitas pengasuhan orang tua antara ayah dan ibu,memilih pergaulan dan sekolah agar orangtua bisa bersinergi dengan guru dan sekolah untuk berperan aktif dalam memantau pergaulan anak.

“Sehingga pilihlah sekolah yang juga peduli terhadap anak didiknya,edukasi sejak dini dan terakhir menyeleksi tontonan dan bacaan kemudian untuk orangtua yang beragama muslim khususnya pada bulan ramadhan perlunya anak remaja mengisi kegiatan agama yang intens,Sehingga anak sedikit memiliki kesempatan waktu untuk keluar malam dengan teman2nya dan meminimalisir anak ikut terlibat aksi tawuran yang marak terjadi saat ini. ” Ungkap IPDA Didi Supriadi.SH.MS.i

Menurutnya,ini sudah menjadi semacam sebuah fenomena ketika bulan puasa maraknya aksi tawuran yg dilakukan anak anak remaja pada malam hari dan menjelang waktu sahur. Dalam hal tersebut menjawab pertanyaan salah siapa maraknya aksi tawuran di kab bekasi? yg sebelumnya diungkapkan oleh “gue cikarang” atas suara nitizen.

“Panit bimas mencoba menguraikan” Kalau dulu Paul W Tappan (dalam Atmasasmita, 1985) dan Hurlock (1993) menegaskan bahwa yang membedakan kenakalan antara remaja putra dan putri adalah lebih pada jenis kenakalannya, dimana perilaku-perilaku seperti gelandangan, pergi dari rumah, melanggar lalu lintas lebih sering dilakukan oleh remaja putra. Tampaknya gagasan tersebut semakin tidak relevan dengan kondisi sekarang, hal ini dapat diartikan bahwa perilaku-perilaku remaja kita saat ini telah terlalu jauh mengabaikan nilai-nilai sosiokultural bangsa. ” Paparnya

Lalu siapa yang harus disalahkan?, apakah masalah kelas ekonomi yang harus disalah?, seperti hipotesis-hipotesis yang selama ini beredar bahwa perkelahian anak2 remaja hanya terjadi pada remaja dari kelas ekonomi bawah sebagaimana pendapat Albert K. Cohen yang mengatakan bahwa perilaku kenakalan dikalangan remaja adalah disebabkan oleh kecemburuan mereka terhadap remaja-remaja dari kelas ekonomi menengah keatas, sebagai usaha untuk mendapatkan perhatian dari lingkungan sosialnya (Suyatno, 2006).

“Tentu saja tidak hanya faktor ekonomi yang harus disalahkan, karena faktor ekonomi hanya mempunyai sumbangsih yang tidak begitu signifikan terhadap munculnya perilaku tawuran dikalangan remaja di kab bekasi, justeru para orang tua yang harus disalahkan dan mempunyai tanggung jawab yg besar mendidik dan menjaga anaknya dan ada istilah orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak nya
kemudian walaupun orang tua menjadi penanggung jawab utama anaknya dalam mencegah aksi tawuran, namun anak Remaja di kab bekasi juga menjadi tanggung jawab kita bersama dalam mencegah aksi tawuran serta tindakan anarkis lainya yg dapat merugikan masyakarat. yang mana keberadaan anak2 remaja ini ada disekitar lingkungan kita.” Tambah IPDA Didi Supriadi.SH.MS.i pada Minggu (10/04/22)

Pentingnya kita untuk memiliki rasa peduli yg tinggi dilingkungan sekitar kita dimana saat ini masyarakat lebih cenderung,apatis,cuek dan masa bodoh terhadap gejala2 yg timbul dikalangan remaja.

untuk itu dalam mencegah aksi tawuran di kabupaten bekasi pada saat bulan suci ramadhan bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab polri namun menjadi tanggung jawab kita semua dan dibutuhkan peran serta orang tua dan elemen masyarakat lainya dalam menjaga kondusifitas wilayah kabupaten bekasi dari aksi tawuran anak2 remaja.

“semoga anak- anak kita terjaga dan terhindar dari pengaruh pergaulan negatif amiin” Bekasiku sehat,Bekasiku kuat”salam presisi
Panit Bimas Polsek Ciktim IPDA DIDI SUPRIADI.SH.MS.i

  • Share