BEKASI,guecikarang.co.id – Menanggapi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok petani terkait proyek pengurugan lahan di wilayah Desa Tanjungbaru Pemerintah Desa Tanjungbaru memberikan klarifikasi resmi. Pihak Pemdes membantah tudingan bahwa aktivitas pengurugan tersebut menjadi penyebab kerusakan sawah maupun tersumbatnya saluran irigasi warga.
Sekertaris Desa Tanjungbaru Deden Salahudin SH menyatakan bahwa sebelum proyek dimulai, pihaknya telah melakukan kajian lapangan dan koordinasi dengan pengembang untuk memastikan infrastruktur pertanian tidak terganggu.
“Kami sangat memahami kekhawatiran para petani. Namun, perlu kami luruskan bahwa pengurugan ini dilakukan dengan tetap menjaga fungsi drainase yang ada. Tidak ada niat sedikit pun dari kami untuk merugikan sektor pertanian yang menjadi urat nadi desa ini,” ujar Deden saat ditemui di kantornya, Pada.Senin (22/12/2025).
Terkait keluhan air pengairan yang tidak mengalir, pihak Pemdes menjelaskan bahwa hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh faktor teknis lain atau pendangkalan di hulu sungai, bukan dampak langsung dari material urugan. Sebagai langkah konkret, Pemdes Tanjungbaru berkomitmen untuk segera melakukan pengecekan bersama (sidak) ke lokasi yang dikeluhkan warga.
“Kami akan ajak perwakilan petani dan pihak pengembang untuk duduk bersama dan melihat langsung ke lapangan. Jika memang ditemukan ada saluran yang tersumbat akibat material urugan, kami pastikan pihak pengembang akan segera memperbaikinya dan menormalisasi saluran tersebut saat itu juga,” tegasnya.
Pemdes Tanjungbaru juga menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu kebenarannya. Segala bentuk aspirasi diharapkan dapat disampaikan melalui forum musyawarah desa yang lebih konstruktif.
“Pintu kantor desa selalu terbuka untuk dialog. Kami berkomitmen mencari solusi terbaik agar pembangunan di desa tetap berjalan tanpa harus mengorbankan kepentingan para petani kita,” tutupnya.
















